ABSTRAK
Alat ukur curah hujan yang bisa dibaca secara real time sangat diperlukan untuk memprediksi banjir sejak dini. Pada penelitian ini bertujuan merancang bangun prototype alat ukur curah hujan berbasis mikrokontroler ATMega16 dengan tampilan visual basic dengan komunikasi menggunakan Wireless HT Transmitter Receiver RS232. Alat ini terdiri dari perangkat mekanis, dan elektronis (hardware dan software). Perangkat mekanis berupa perangkat yang menangkap butiran-butiran hujan pada luasan corong 200,96 cm2 kemudian dialirkan ke timbangan (bucket). Setiap jungkitan dari timbangan bernilai 11.40 ml. Dari timbangan kemudian air dibuang melalui saluran pembuangan. Adapun dalam perangkat elektronis pada perangkat keras terdapat reed switch sebagai sensor pada timbangan jungkit, reed switch yang dipakai berjenis magnetic. Setiap jungkitan akan ditangkap oleh sensor reed switch kemudian akan dikirmkan ke Sistem mikrokontroler. Sistem mikrokontroler yang digunakan adalah ATMega16 dan Wireless HT Transmitter Receiver RS232 dengan jarak ± 500 m sebagai komunikasi data dengan perangkat komputer. Data yang telah diterima oleh pin I/O pada sistem mikrokontroler akan disimpan pada EEPROM setiap 15 menit tiap alamat data, setelah waktu tersebut maka data dapat dikirimkan melalui media Wireless HT Transmitter RS232 menuju perangkat komputer secara realtime. Pada komputer terdapat Wireless HT Receiver RS232 dan visual basic sebagai antarmuka. Visual basic yang tertampil berupa data tabulasi (akumulatif) dan grafik serta beberapa setting-an port yang digunakan. Pada beberapa percobaan yang telah dilakukan terdapat perbedaan yang sangat kecil dengan perhitungan secara manual (teori). EEPROM pada mikrokontroler ATmega16
dapat memuat data curah
hujan dengan waktu yang tidak ditentukan tergantung intesitas curah hujan itu
sendiri. Modul HT menunjukan bahwa jarak yang ideal antara perangkat computer
dengan perangkat sistem curah hujan ±500 m tanpa halangan dan dapat di
perpangjang dengan menggunakan antena tambahan. Data pada EEPROM tidak akan hilang setelah perhitungan settingan waktu per 15
menit hingga data tersebut diambil bersifat realtime.
Kata kunci : curah hujan, visual basic, HT
ABSTRACT
Rainfall measuring devices that can be read in real time
is needed to predict flooding early on. In this research aims to design a
prototype wake rainfall gauges based microcontroller ATMega16 with visual basic
with communication using RS232 Wireless Receiver Transmitter HT. This device
consists of a mechanical device, and electronic (hardware and software).
Mechanical device such as a device that captures droplets of rain on an area of
200.96
cm2 funnel then flowed to the scales (bucket). Each of the scales is worth
11:40 jungkitan ml. Of the scales then the water discharged through the sewer.
As for the electronic device at the hardware are reed switches as sensors on
the scales tipping, reed switches used magnetic type. Each jungkitan will be
captured by the sensor reed switch will then be sent to the system
microcontroller. The system used is ATMega16 microcontroller and RS232 Wireless
Receiver Transmitter HT with a distance of ± 500 m as data communication with
the computer. The data has been received by the pin I / O on the system
microcontroller will be stored in EEPROM every 15 minutes each address data,
after this time, the data can be transmitted through the medium of HT Wireless
Transmitter RS232 into the computer in real time. On the computer there is a
Wireless Receiver HT RS232 and Visual Basic as the interface. Visual Basic is
displayed in the form of data tabulation (accumulative) and graphics as well as
some settings of the ports used. In some experiments have been carried out
there is a very small with manual calculation (theory). EEPROM on the
microcontroller ATmega16 rainfall data compatible with an unspecified time
dependent intensity rainfall itself. HT Module indicates that the ideal
distance between the computer system with the rainfall ± 500 m without a hitch
and can perpangjang using an additional antenna. The data in the EEPROM is not
lost after setting the computation time per 15 minutes until the data is taken to
be realtime.
Keywords: rainfall, visual basic, H
1.
Pendahuluan
Dimasa sekarang
kondisi Indonesia sering dilanda bencana alam, yang salah satunya adalah
bencana banjir. Seiring dengan perkembangan teknologi, banyak alat yang telah
diciptakan untuk mengetahui kedatangan banjir. Dengan semakin rusaknya daerah
hutan dan pembangunan yang tidak memikirkan faktor alam, maka akan semakin
banyak daerah yang rawan terkena bencana banjir.
Saat
ini alat yang ada, terbatas dengan kemampuan mengukur tinggi air pada suatu
bendungan. Alat tersebut akan dapat memprediksi banjir dengan waktu persiapan
yang terlalu singkat yang memungkinkan waktu persiapan yang pendek dalam
menghadapi banjir. Padahal seperti diketahui bahwa faktor dominan banjir
berasal dari curah hujan yang tinggi.
Dikarenakan
faktor dominan terjadinya banjir akibat curah hujan yang tinggi. Dengan merancang alat ukur curah hujan yang
efektif merupakan sebuah jawaban dalam mengantisipasi bahaya datangnya banjir. Dengan
memposisikan alat ukur curah hujan pada titik tertentu maka akan diketahui data
curah hujan pada lingkup suatu daerah. Dari data curah hujan tersebut akan
dapat diketahui suatu daerah tersebut terancam banjir atau tidak.
2.
Tinjauan
Pustaka
2.1 Studi Pustaka
Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada suatu kurun waktu di mana air tersebut terkonsentrasi (JoesronLoebis1992). Intensitas curah hujan dinotasikan dengan huruf I dengan satuan volume/lamanya perhitungan. Besarnya intensitas curah hujan sangat diperlukan dalam perhitungan debit banjir rencana berdasar metode Rasional Durasi adalah lamanya suatu kejadian hujan (Sudjarwadi1987). Intensitas hujan yang tinggi pada umumnya berlangsung dengan durasi pendek dan meliputi daerah yang tidak sangat luas (Sudjarwadi1987). Hujan yang meliputi daerah luas, jarang sekali dengan intensitas tinggi, tetapi dapat berlangsung dengan durasi cukup panjang. Kombinasi dari intensitas hujan yang tinggi dengan durasi panjang jarang terjadi, tetapi apabila terjadi berarti sejumlah besar volume air bagaikan ditumpahkan dari langit (Sri Harto1993).
Pada perancangan sebelumnya yaitu dari penelitian dengan judul “Rancang Bangun Alat Ukur Curah Hujan Berbasis Mikrokontroler Atmega16 Dengan Antarmuka Visual basic” tugas akhir Firman Budiman. Alat menggunakan interface komunikasi Bluetooth MIO yang memiliki jarak komunikasi ± <10 meter. dalam penelitian berikut yaitu perancangan alat menggunakan interface komunikasi modul Wireless HT Transmitter Receiver RS232 yang memiliki jangkauan jarak 500 meter dan dapat diperpanjang jaraknya menggunakan antena khusus penguat sinyal.
Penelitian tugas akhir
ini didasari dari pengolahan data yang diterima dari sebuah sensor oleh
mikrokontroler yang kemudian dapat disimpan hingga data tersebut dikirim
menggunakan Wireless HT Transmitter Receiver RS232 menuju
komputer atau laptop. Dikarenakan mekanik alat ukur curah hujan merupakan
timbangan terbuka, maka sensor yang dipakai adalah sensor pantul varian dari
Reed Switch (magnetic). Pada mikrokontroler digunakan jenis AVR yaitu ATMega16.
2.2 Metode Intensitas Curah Hujan
Metode
pada penelitian ini menggunakan alat ukur curah hujan berbentuk tabung yang
memiliki luasan corong atas 200,96 cm2. Sedangkan penampungannya
menggunakan semacam timbangan yang dapat memuat volume air setiap ketukan
sebesar 11,40 ml. Alat yang dibuat pada penelitian kali ini berbeda dengan alat
ukur sebelumnya yang menerapkan metode
air hujan yang di tampung pada sebuah botol pada suatu luasan yang telah diketahui
dalam kurun waktu tertentu. Sehingga dengan metode seperti itu menjadi tidak
efektif dan memiliki keterbatasan alat tampung pada pengukuran dengan waktu
yang lama.
Dalam
alat ukur kali ini menggunakan sistem timbangan akumulatif dimana setelah air
hasil hujan ditampung dan diukur menggunakan rumusan 2.1 kemudian air tampungan
tersebut langsung terbuang. Hal ini membuat alat ukur ini dapat mengukur curah
hujan dengan waktu yang sangat lama hingga bagian memory dalam mikrokontroler yang terdapat dalam sistem penuh.
Rumus intensitas curah hujan : In = 11,40 x jumlah ketukan………(2.1)
200,96
cm2
Setiap timbangan =
11.40ml = 11,40cm3
Luas corong atas = 200,96 cm2
Setiap ketukan yang didapat
bernilai, In = (11,40 x 1 )cm3
200,96
=
0,056727cm
= 0,56727 mm
2.3 Mikrokontroler ATMega16
Pada
aplikasi ini digunakan mikrokontroler jenis AVR
yaitu ATMega16 produksi ATMEL yang merupakan tipe mikrokontroler
dengan arsitektur RISC (Reduced
Instruction). Penjelasan mengenai keluarga AVR bersumber pada Atmel Corporation
Microcontroller Databook.
2.1 Wireless HT Transmitter Receiver RS232
Metode pengiriman data digital secara umum dibagi menjadi
dua cara, yaitu secara pengiriman data secara paralel dan pengiriman data
secara serial. Pada pengiriman data secara serial, data dikirim satu persatu,
bergantian perbit data. Sedangkan pada pengiriman data secara pararel, data
dikirimkan sekaligus bersama-sama. Karena pada proses pengiriman data serial,
data dikirim satu persatu maka salah satu keunggulan pengiriman data secara
serial dibanding paralel adalah lebih menghemat jalur data. Jalur data yang
digunakan dapat menggunakan berbagai macam media, misalnya media udara.
2.2 Visual Basic
Aplikasi pada Visual Basic 6.0 terdiri atas
bagian-bagian:
a. Form,
adalah sebuah bidang dimana anda mendesain program dengan meletakan objek-objek
yang merupakan rangkaian dari perintah-perintah yang akan dikerjakan oleh
aplikasi tersebut.
b. Control, adalah
yang mempunyai bentuk gambar grafis yang akan diletakkan diatas bidang kerja
yang disebut form yang dapat
berinteraksi dengan pemakai, seperti textbox, labelBox, CommandButton.
c. Properties, adalah
variabel atau predikat yang melekat pada setiap objek (Form dan Control). Contoh
Properties adalah nama, caption,
ukuran, warna, posisi dan isi. Visual
Basic memberikan nilai baku dan nilai ini dapat diubah saat program
dijalankan.
d. Methods, adalah
prosedur yang sudah dibuat pada setiap objek yang sewaktu –waktu dapat
digunakan sesuai dengan tujuan method tersebut.
e. Event Procedure, adalah
kode yang berhubungan dengan setiap objek, yang akan melaksanakan tugasnya
sesuai dengan nama event yang
dimaksud. Kode ini akan bereaksi apabila ada aksi dari user pada objek yang bersangkutan.
f. General procedure, adalah
kode-kode yang tidak berhubungan langsung dengan objek yang ada. Prosedur akan
dijalankan apabila dipanggil namanya dalam sebuah pernyataan pada baris
program.
g. Modules, adalah
kumpulan dari beberapa General Procedure,
deklarasi variabel, dan konstanta yang digunakan dalam aplikasi.
2.3 Reed Switch (Magnetic)
Sensor
yang digunakan adalah reed switch yang
berupa saklar magnet. Jika magnet menyentuh saklar akan bekerja. Tegangan
keluaran dari saklar magnet akan masuk ke kapasitor. Kapasitor ini berfungsi
menghilangkan bauncing.
Kemudian sinyal akan diteruskan ke dalam mikrokontroler. Mikrokontroler
mempunyai arus maksimal untuk arus input.
Cara
kerja dari sensor ini adalah ketika ada medan
magnet mengenai bagian depan sensor, maka sensor akan bekerja sehingga
menghubungkan kontaknya, medan magnet ini terdapat dari bagian dalam
cylinder sebelah atas dan bawah kemudian posisi sensor nempel dengan badan
cylinder pada saat cylinder bergerak naik atau turun maka akan ada medan magnet
yang mengenai reed switch.
Prinsip
dasar kerja sensor ini sangatlah sederhana, yaitu apabila bagian permukaan dari
sensor terkena medan magnet maka dua buah kontak plate tipis yang terdapat
dibagian dalam sensor akan tertarik oleh medan magnet, sehingga kontak akan
terhubung.
Medan magnet untuk menggerakan reed
switch berasal dari piston yang terdapat dibagian dalam penggerak cylinder,
yang bergerak naik dan turun, gerakan itulah yang dideteksi oleh reed switch.
Sensor ini hanya mempunyai dua buah kabel untuk keluarannya, dan dihubungkan
hanya ke beban yang kecil saja seperti relay, input module dan lain-lain.
Gambar 2.3 Ilustrasi Cara
Kerja Reed Switch
2.4 AVR Studio4
Bahasa yang digunakan dalam memprogram
mikrokontroler menggunakan bahasa C. Alasan digunakan bahasa C dikarenakan :
a. Bahasa
yang penulis pahami.
b. Bahasa
HLL (High Level Language) atau bahasa
menegah lebih manusiawi sehingga program yang dibuat mudah dibaca dan dibuat.
c. Menghemat
waktu dan tenaga dalam pembuatan program dibandingkan dengan assembler.
AVRstudio4 adalah firmware buatan atmel yang digunakan
khusus untuk membuat program assembly
dan simulasi mikrokontroler AVR.
Dalam penelitian ini digunakan AVRstudio
versi 12.
1.
Perancangan
Sistem
3.1
Cara Kerja Sistem Secara Keseluruhan
Secara
keseluruhan sistem dapat dikatakan bahwa alat yang dibuat pada penelitian ini
meliputi perangkat mekanis, hardware dan
software yang saling berkaitan.
Perangkat mekanis yang terdapat pada alat ukur curah hujan ini meliputi bagian yang menangkap
(menampung) air hujan.
Air hujan yang jatuh
akan tertangkap pada corong atas dari perangkat mekanis ini dan kemudian
mengalir ke bawah hingga ke timbangan tampungan air. Setelah air hujan mencapai
volume 11,40 ml, air hujan tersebut kemudian dibuang melalui saluran pembuangan
yang terdapat di bawah perangkat timbangan ini.
Sensor reed switch digunakan untuk menghitung
setiap satu kali buangan dari sepasang perangkat timbangan yang telah penuh.
Dari reed switch ini data setiap satu
kali buangan akan disimpan di EEPROM untuk
kemudian dikirim melalui Wireless HT
Transmitter Receiver RS232 ke perangkat komputer. Data yang telah dikirim
ke komputer akan tertampil dengan menggunakan visual basic.
3.2
Perancangan Sistem Keseluruhan
Sistem
yang ingin dibuat pada penelitian kali ini adalah alat ukur curah hujan dengan
menggunakan sistem mikrokontroler ATMega16 dengan tampilan Visual Basic. Dalam sistem ATMega16 menggunakan EEPROM sebagai tempat menyimpan data
sehingga apabila catu daya mati, data tidak hilang. Setiap data yang ditangkap
oleh sensor langsung dikirim menuju mikro menggunakan port I/O.
Data
yang diterima oleh mikrokontroler akan disimpan menuju EEPROM yang selanjutnya dikirim menggunakan media Wireless HT Transmitter RS232 ke
perangkat komputer. Data yang belum dikirm oleh Wireless HT Transmitter RS232 akan disimpan di EEPROM hingga data tersebut dikirim ke komputer.
Metode
pengiriman data dari mikrokontroler ke komputer dengan media Wireless HT Transmitter Receiver RS232
secara serial menggunakan USART. Dengan baudrate 9600.
Blok-blok di atas
merupakan gambaran umum sistem yang saling berkaitan. menjelaskan keseluruhan
sistem secara sederhana, bermula dari reed
switch dan berakhir pada perangkat computer dan menjelaskan bagian dari hardware dari sistem mikrokontroler.
Data dari reed switch yang telah di
simpan di EEPROM telah siap
ditransfer menggunakan Wireless HT
Transmitter Receiver RS232.
Adapun gambaran nyata
dari perangkat mekanis, hardware dan software dari alat ukur curah hujan yang
terhubung dengan perangkat komputer dalam hal ini menggunakan laptop.
Gambar 3.3 Perangkat Curah Hujan
Secara Keseluruhan
3.3
Perancangan Perangkat Keras
Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa alat ini terdiri dari beberapa bagian hardware. Diantaranya adalah Reed Switch, ATMega16 dan sepasang
Komunikasi Wireless HT Transmitter
Receiver RS232.
Sensor
gerak atau reed switch merupakan
sensor yang menggunakan dua komponen
utama, yaitu sensor yang menggunakan reed
switch dan sumber medan magnet. Jika sumber medan magnet berada didekat reed switch, maka sensor menjadi tidak
aktif (off) karena ada pengaruh medan
magnet yang mengakibatkan kondisi switch (contact point) terbuka. Jika sumber
medan magnet berada jauh dari reed switch,
maka sensor akan aktif (on) karena
tidak ada pengaruh medan magnet sehingga switch
(contact point) tertutup.
Gambar
3.4 Rangkaian Reed switch
Modul transmitter di pasang pada bagian alat
penampung atau pada bagian timbangan jungkit alat, modul transmitter akan terus menerus mengirimkan data counting yang telah di hitung oleh
mikrokontroler. Pada bagian modul receiver
di pasang pada bagian komputer melalui port serial.
Gambar 3.5 Modul Transmitter
Receiver RS232
3.4
Perancangan Perangkat Lunak
Pemrograman
mikrokontroler dibuat menggunakan program AVR Studio Versi 4.15. Hasil listing
pemprograman dari AVR
Studio di-compile menjadi file berekstensi *.hex, yang akan di-download
ke mikrokontroler ATMega16 dengan software
PonyProg2000 atau sejenisnya.
Pengisian
program atau proses downloading program dapat memilih menggunakan port parallel pada komputer dan dapat
menggunakan USB port dengan tambahan USB konventer.
Lembar
kerja dalam pembuatan listing program
dengan menggunakan program AVR Studio
dapat di lihat pada gambar Gambar 3.9 :
Gambar 3.9 Lembar Kerja Pembuatan Program
Program utama
yang terdapat dalam ATMega16 secara keseluruhan menggunakan register I/O, Interput, USART, timer/counter dan EEPROM.
Register-register tersebut yang menentukan cara kerja setiap komponen
mikrokontroler yang digunakan oleh program. Tidak semua komponen yang
digunakan akan sama dengan program penelitian
yang lain dikarenakan setingan register dari tiap-tiap komponen tidak sama.
Program utama dapat digambarkan dalam bentuk flowchart sebagai berikut :
Gambar 3.10 Flowchart program utama ATmega16
2.
Pengujian,
Analisa Dan Pembahasan
4.1
Pengujian Koneksi Modul HT
Pengujian komunikasi pengiriman data
dengan jarak yang berbeda dalam range 1 meter
sampai dengan 500 meter tanpa halangan, pembacaan data yang dikirimkan
tetap sama. Dari pengujian di atas dapat di simpulkan alat yang di rancang,
pembacaan data dari alat ukur curah hujan akan tetep akurat selama dalam
jangkauan yang telah ditentukan yaitu 1 sampai dengan 500 meter tanpa halangan.
Pengujian komunikasi pada bagian modul
HT ini dilakukan dengan cara mengkoneksikan kedua modul yang di pasang pada
alat ukur curah hujan dan mengkoneksikan pada komputer yang sudah terinstal
program aplikasi visual basic.
4.2
Pengujian Counter
Pengujian pengambilan data counting
dilakukan beberapa macam waktu dalam pengambilan data counter, hal ini untuk membandingkan dalam pemilihan waktu counter yang baik dan akurat dalam
pengambilan data.
4.3
Pengujian Keakuratan Sistem
Kekuratan
sistem dinilai dari pertama kali sistem menghitung hingga sistem tersebut dimatikan
dengan membandingkan rumus curah hujan 2.1 dan hasil percobaan yang dilakukan
dari 50ml volume air yang ditumpahkan hingga 1000ml.
Sedangkan
pada tabel dan grafik merupakan akumulatif dari penambahan setiap ketukan yang
didapat. Sesuai dengan ketentuan umum
maka baik grafik ataupun tabel akan bertambah bila tedapat ketukan dan
akan tetap (tidak kembali ke nol) saat tidak menerima ketukan. Pengujian
keakuratan sistem pada penelitian ini dengan cara membandingkan penghitungan
manual menggunakan rumus 2.1 dengan perhitungan sistem yang tertampil pada
tabel tabulasi intensitas curah hujan yang terdapat pada antarmuka visual basic.
Tabel 4.1 Pengujian keakuratan sistem
No
|
Jumlah air
|
Perhitungan
manual
|
Jumlah
ketukan
|
Tabulasi
Visual Basic
|
1
|
50ml
|
0,25
|
4
|
2,269108
|
2
|
100ml
|
0,5
|
8
|
4,538216
|
3
|
500ml
|
2,5
|
43
|
24,392912
|
4
|
1000ml
|
5
|
87
|
47,083998
|
4.4
Pengujian Reed Switch
Sensor
yang digunakan untuk melakukan pengukuran tingkat curah hujanndigunakan
transducer/sensor berupa system jungkit. Ilustrasi transduser/sensor
curah hujan yang dimaksud ditunjukkan pada Gambar 4.5
Transducer
|
a
|
Gambar
4.5 Sensor Tipping Bucket Rain Gauge
4.5
Pengujian Secara Keseluruhan Sistem
Hasil dari pengujian-pengujian yang
telah dilakukan sebelumnya adalah sebagai berikut :
1. Pengujian
Modul HT menunjukan bahwa jarak yang ideal antara perangkat komputer dengan perangkat
sistem curah hujan ±500 m tanpa halangan
dan dapat di perpanjang dengan menggunakan antena tambahan.
2. Pengujian
counter menunjukan bahwa counter langsung menghitung ketika
sistem dihidupkan tanpa harus terkoneksi dengan perangkat komputer / laptop. Dan akan tetap menghitung hingga
memori EEPROM penuh (tergantung
intensitas hujan), meski data didiamkan di EEPROM.
3. Pengujian
keakuratan sistem ditunjukan dengan data yang tersaji di tabel dan yang
tertampil di dalam grafik ,menunjukan bahwa sistem tidak luput dalam menghitung
setiap ketukan.
4. Jarak
pantul pada sensor cukup berpengaruh jika alat sudah dinyalakan beberapa saat
dan mendapatkan percikan air yang terbuang mengenai permukaan sensor, sehingga
pembacaan ketukan pada alat akan teganggu. Untuk mengatasi hal tersebut di
tambahkan Op-Amp comporator untuk
menguatkan sinyal tree hold pada
sensor yang akan dikirimkan pada mikrokontroler dan dapat dilihat dengan
indikator led yang di pasang setelah
melewati Op-Amp. Sehingga kita dapat
melihat secara langsung apakah sensor benar – benar membaca atau mengenai
pantulan.
3.
Penutup
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perancangan dan
pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Reed Switch
magnetic dapat efektif saat digunakan
sebagai sensor dengan objek timbangan dengan jarak 1cm dari jarak media
induksi magnet.
2. Modul
HT menunjukan bahwa jarak yang ideal antara perangkat komputer dengan perangkat
sistem curah hujan ±500 m tanpa halangan
dan dapat di perpanjang dengan menggunakan antena tambahan.
3. EEPROM
pada mikrokontroler ATmega16 dapat memuat data curah hujan dengan waktu yang
tidak ditentukan tergantung intensitas curah hujan itu sendiri.
4. Berdasarkan
dari analisa, setiap ketukan dari perangkat timbangan pada curah hujan
meghasilkan sebesar 0,56727 mm.
5. Data
pada EEPROM tidak akan hilang setelah
perhitungan settingan waktu per 15 menit hingga data tersebut diambil dan
bersifat realtime.
5.2
Saran
Untuk pengembangan sistem lebih lanjut
dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Diharapkan
sistem dapat diakses bukan hanya oleh komputer yang berada di area tersebut
tetapi dapat diakses oleh komputer
ditempat lain (beda area).
2. Dengan
pengembangan lebih lanjut sistem dapat dimonitoring secara jarak jauh dan
terpusat.
3. Pengembangan
dalam penyimpanan data intensitas pada alat diperbesar sehingga dapat menyimpan data bulanan, bahkan
tahunan data terus disimpan dalam memori alat dengan menambahkan memori
tambahan seperti MMC atau Hardis yang
langsung menampung data pada mikrokontroler.
Daftar Pustaka
[1] Atmel corporation, ATMega 16 8bit AVR
mikrokontroler datasheet 19 agustus 2006 Available at http://www.atmel.com/dyn/resources/pro_documents/doc2466. pdf
[2] Bejo, Agus. 2008. C & AVR Rahasia
Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroler
ATMega 8535. Yogyakarta : GRAHA ILMU.
[3] Creative Vision. Manual Bluetooth
Module. Available at
[4] Den_cocio. 2009. Alat Ukur Curah
Hujan. Available at http://www.wordpress.org/alat-ukur-curah-hujan/
[5] Haryanto, Jogianto. 2002. Konsep
Dasar Pemrogaman Bahasa C. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
[6] Loebis, Joesron. 1992. Banjir Rencana
Untuk Bangunan Air. Semarang: Balai PKPWTK
[7] Mtnugraha. 2009. Metode intensitas
curah hujan. Available at http://www.wordpress.com/metode-intensitas-curah-hujan/
[8] Pamungkas. 2000. Microsoft Visual
Basic 6.0. Bandung: INFORMATIKA bandung.
[10] Sudjarwadi 1987. Teknik Sumber Daya
air. Pusat Antar Universitas (PAU) Ilmu Teknik, UGM, Yogyakarta.
[11] Sri Harto. 1993. Analisis Hidrologi. Jakarta
: PT Gramedia.
[12] Wahana Komputer. 2004. Tutorial membuat
program dengan Visual Basic. Yogyakarta: Wahana Komputer.
[14] Winoto, Ardi. 2008. Mikrokontroler AVR
ATmega 8/32/16/8535 dan pemrogamannya dengan Bahasa C pada WinAVR. Cirebon:
INFORMATIKA Bandung.
Post a Comment